Perbandingan Design ASD dan LRFD

22 October 2009 · 0 comments

Anda familiar dengan AISC ASD dan LRFD? atau belum? sebagai seorang Engineering haruslah familiar dan menguasai dengan standar tersebut,
AISC : American Institute of Steel Construction,
ASD : Allowable Stress Design,
LRFD : Load and Resistance Factor Design,
Tetapi bagi anda yang baru memulai sebagai engineering atau sebutlah pemula, berikut akan saya berikan file tentang perbedaan menggunakan AISC ASD dan LRFD, saya harap bisa membantu anda mendesain suatu bangunan baja, ataupun anda yang sekarang masih dalam tahap belajar.
karena sampai sekarang pun saya masih belajar juga, (he...),
anda bisa mendowload file dibawah :

  1. General Comparisson AISC ASD vs LRFD -----> Klik Disini
  2. AISC ASD -----> Klik Disini
 tetapi yang saya sering gunakan dalam mendesain sebuah struktur adalah AISC ASD, kenapa? karena konstanta yang digunakan tidak terlalu banyak, berbeda dengan AISC LRFD, tetapi alangkah baiknya anda bisa membandingkan keduanya, mana yang paling anda anggap mudah dan cepat.

Selamat Mendownload,
Feri Noviantoro
Read More - Perbandingan Design ASD dan LRFD

DAFTAR SNI TEKNIK SIPIL (Bag.1)

20 October 2009 · 0 comments


Didalam Sitemeter saya, banyak teman - teman dari Teknik Sipil mencari Artikel yang berhubungan dengan SNI bangunan, saya harap SNI dibawah dapat membantu teman - teman semua dalam mendesain sebuah bangunan, tabel dibawah adalah rangkuman yang pertama, untuk rangkuman yang kedua segera saya buat, kalau teman - teman menginginakn file nya bisa langsung direct ke email saya,

NO.
JUDUL STANDARD
NOMOR STANDARD
RUANG LINGKUP
1
Metode Pengujian Kekakuan Tekan dan Kekakuan Geser Bantalan Karet Jembatan
SNI 03-3966-1995
Metode ini digunakan untuk menentukan kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan


Metode Pengujian Karet Spon Sebagai Bahan Pengisi Siar Muai Pada Konstruksi Beton
SNI 03-4429-1997
Metode ini digunakan untuk memperoleh data pada mutu karet spon siap pakai sebagai bahan pengisi siar muai konstruksi beton.
3
Metode Pengujian Bantalan Karet Untuk Perletakan Jembatan
SNI 03-4801-1998
Metode ini digunakan untuk pengujian bantalan karet jembatan yang polos maupun berlapis.
4
Spesifikasi Konstruksi Jembatan Tipe Balok T Bentang sampai dengan 25 meter untuk BM 70
SNI 03-1747-1989
Spesifikasi ini berisikan penjelasan umum, teknis dan detail gambar Rencana Jembatan Balok "T" kelas Beban BM 70 (70 % pembebanan BM)
5
Spesifikasi Konstruksi Jembatan Tipe Balok T Bentang sampai dengan 25 meter untuk BM 100
SNI 03-1748-1989
Spesifikasi ini berisikan penjelasan umum, penjelasan teknis dan detail gambar Rencana Jembatan Balok "T" kelas Beban B.M 100 (100% pembebanan BM ).
6
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 10 meter dengan Pondasi Tiang Pancang.
SNI 03-2451-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan serta penghematan pada jembatan sederhana bentang 10 m.
7
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 11 meter dengan Pondasi Tiang Pancang.
SNI 03-2532-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan serta penghematan pada jembatan sederhana bentang 11 m
8
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 12 meter dengan Pondasi Tiang Pancang
SNI 03-2533-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan serta penghematan pada jembatan sederhana bentang 12 m
9
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 13 meter dengan Pondasi Tiang Pancang.
SNI 03-2534-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pe-mbangunan jembatan serta penghematan pada jembatan sederhana bentang 13 m
10
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 14 meter dengan Pondasi Tiang Pancang
SNI 03-2535-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan serta penghematan pada jembatan sederhana bentang 14 m
11
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 15 meter dengan Pondasi Tiang Pancang
SNI 03-2536-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan serta penghematan pada jembatan sederhana bentang
15 m
12
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 16 meter dengan Pondasi Tiang Pancang
SNI 03-2537-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan serta penghematan pada jembatan sederhana bentang 16 m
13
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 17 meter dengan Pondasi Tiang Pancang.
SNI 03-2538-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan serta penghematan pada jembatan sederhana bentang 17 m
14
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 18 meter dengan Pondasi Tiang Pancang
SNI 03-2539-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memu-dahkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan serta penghe-matan pada jembatan sederhana bentang 18 m
15
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 19 meter dengan Pondasi Tiang Pancang
SNI 03-2540-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan serta penghematan pada jembatan sederhana bentang 19 m
16
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 20 meter dengan Pondasi Tiang

Pancang.
SNI 03-2541-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan serta penghematan pada jembatan sederhana bentang 20 m
17
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 21 meter dengan Pondasi
Tiang Pancang
SNI 03-2542-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan serta penghematan pada jembatan sederhana bentang 21 m
18
Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 22 meter dengan Pondasi Tiang
Pancang
SNI 03-2543-1991
Spesifikasi ini bertujuan untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan serta penghematan pada jembatan sederhan bentang 22 m
Read More - DAFTAR SNI TEKNIK SIPIL (Bag.1)

GEMPA PADANG MAGNITUDE 7,6 SCALA RICTER (Teknik Gempa Bag. 1)

06 October 2009 · 0 comments


Ditinjau dari perspektif Teknik Sipil Struktur, gempa bumi merupakan fenomena alam yang sangat menarik untuk dibahas. Hal itu disebabkan karena begitu besar korban manusia dan harta benda yang telah terjadi. Korban manusia akibat gempa Aceh 26 Desember 2004 lebih dari 180 000 orang, akibat gempa Nias 15 Maret 2005 lebih dari 3000 orang sementara korban akibat gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 lebih dari 5700 orang, sementara yang baru saja terjadi di Padang Pariaman dikabarkan (Yang baru teridentifikasi) sekitar 1100 orang.

Terlepas dari kejadian gempa adalah hak prerogatif/kehendak Allah SWT, namun korban manusia bukanlah akibat langsung dari kejadian gempa itu sendiri, tetapi lebih banyak akibat dari keruntuhan bangunan buatan manusia, buatan praktisi, buatan civil engineers.

Berikut data Gempa detail yang saya peroleh dari USGS :
Magnitude
7,6
Date-Time
* Wednesday, September 30, 2009 at 10:16:09 UTC
* Wednesday, September 30, 2009 at 05:16:09 PM at epicenter
Location
0.725°S, 99.856°E
Depth
81 km (50.3 miles) set by location program
Region
SOUTHERN SUMATRA, INDONESIA
Distances
60 km (35 miles) WNW of Padang, Sumatra, Indonesia
225 km (140 miles) SW of Pekanbaru, Sumatra, Indonesia
475 km (295 miles) SSW of KUALA LUMPUR, Malaysia
975 km (600 miles) NW of JAKARTA, Java, Indonesia
Location Uncertainty
horizontal +/- 4.2 km (2.6 miles); depth fixed by location program
Parameters
NST=405, Nph=405, Dmin=534.3 km, Rmss=0.92 sec, Gp= 18°,
M-type=teleseismic moment magnitude (Mw), Version=A

Sedangkan Laporan dari Lokasi, Setidaknya 1100 orang tewas, 2181 luka-luka dan ribuan masih dalam pencarian. Lebih dari 2.650 bangunan rusak, tanah longsor dan komunikasi terganggu. Gempa juga dirasakan di seluruh Sumatera dan Jawa, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. Gelombang tsunami juga terjadi tetapi relativ kecil dengan ketinggian dari 27 cm (diukur amplitudo relatif normal permukaan laut).

Sumatera selatan gempa bumi pada September 30, 2009 terjadi sebagai akibat dari dorongan miring-faulting dekat antarmuka subduksi pelat batas antara Australia dan lempeng Sunda. Di lokasi gempa bumi ini, Lempeng Australia bergerak ke utara-timur laut terhadap lempeng Sunda dengan kecepatan sekitar 60 mm / yr. Atas dasar kesalahan yang saat ini tersedia mekanisme informasi dan kedalaman gempa 80 km, kemungkinan bahwa gempa ini terjadi dalam subducting Lempeng Australia daripada di piring antarmuka itu sendiri. Akibat gempa bumi itu lebih dalam daripada tusukan khas subduksi gempa bumi yang umumnya terjadi pada kedalaman kurang dari 50 km. Di zona subduksi sekitar daerah langsung dari peristiwa ini tidak menyaksikan megathrust gempa bumi pada masa lalu, pecah terakhir dalam gempa M 8,5 atau lebih besar pada 1797. Sekitar 350 km ke arah selatan, 250 km bagian dari batas piring tergelincir saat gempa bumi 8,4 Mw pada bulan September 2007, sementara sekitar 300 km ke arah utara, sebuah 350 km bagian menyelinap selama 8,7 Mw gempa bumi pada Maret 2005. Pada awal 2008, batas piring updip gempa saat ini aktif di urutan 5-6 Mw gempa bumi. Tidak jelas bagaimana gempa hari ini berkaitan dengan urutan peristiwa megathrust zona subduksi pada bagian dangkal batas piring.
Untuk bahasan selanjugtnya, mengenai Struktur yang tahan terhadap Gempa dan tanda – tanda alam penyebab dari gempa akan saya ulas pada Teknik Gempa Bagian 2.
(Civil Engineering Community)
Read More - GEMPA PADANG MAGNITUDE 7,6 SCALA RICTER (Teknik Gempa Bag. 1)

Mention Me for Question

Recent Coments

Followers

Man Behind This Blog

My Photo
Feri Noviantoro
Saat ini penulis Bekerja sebagai Civil & Structure Engineer di Bidang Oil & Gas, meskipun pada awal karir tidak langsung kedunia engineering, tetapi pemahaman dan pengetahuan tentang engineering tidaklah hilang, sudah lebih dari 4 Tahun bergelut dengan dunia struktur, dan sempat menjadi pengajar untuk Teknik Rancang Bangun (AutoCAD 2D&3D, SAP2000, RAB) saat masih kuliah, penulis sekarang aktiv dalam Research and Development Program untuk beberapa software Structure Dynamics dan Drawing untuk Structural Detailing.
View my complete profile